Minggu, 11 Desember 2011

Kekasih Yang Terlupakan

Inilah aku. Realita hidupku. Aku sendiri  tak mengerti bagaimana ini terjadi. Awalnya memang menyenangkan, tetapi sekarang tak menyenangkan malah memilukan. Aku tau ini bukanlah akhir dari segalanya dan aku tegar menghadapinya. Berharap aku mendapat akhir yang indah dari Tuhan. Inilah kisahku bersamanya.


Dua bulan yang lalu, aku mengikuti kejuaraan hockey di Malaysia. Tibalah hari dimana aku teman-temanku, dan pelatihku pergi ke kantor imigrasi untuk mengurus pasport. Ketika aku sedang menunggu giliran untuk dipanggil, ada seorang kakak kelas yang menghampiriku dan mengejekku ITEM, sebut saja Erik (bukan nama sebenarnya). Aku pun marah kepadanya walaupun aku tau aku berkulit agak hitam, tapi aku tidak suka dipanggil ITEM. Aku pun balik mengejeknya. Hingga akhirnya kami saling ejek. Ketika aku sedang duduk dan mengobrol dengan kakakku Dika, tiba tiba erik ada di belakangku. Lalu aku mengusirnya, namun dia tidak mau pergi. Tak lama kemudian, Dika pergi. Erik mengisi bangku yang kosong di sampingku. Aku pun risih berada di dekatnya dan kembali saling ejek. Dia mengeluarkan hpnya dan mengecek sesuatu. Aku meminjamnya dan memainkannya. Aku bertanya, "disini ada nomer gua gak, kak?" dia menjawab, "engga" "gua isiin ya."


Suatu hari ketika aku sedang ingin latihan hockey di sekolah, aku menyadari bahwa 2 temanku yang sama sama kelas 10 tidak latihan. Akhirnya aku duduk sendirian di pendopo. Erik menghampiriku dan bertanya, "lo sendiri? Inggit Citra mana?" . Aku menjawab, "tau.." . Dan aku sempat berbincang2 kecil dengannya. Setelah itu kami latihan.


Malamnnya dia mengirim sms, tetapi tidak kubalas karena tidak ada pulsa *hihi*. Namun di hari lain, aku dan dia ber sms ria. Dan akhirnya kami menjadi dekat. Tibalah hari dimana dia bilang kalau ternyata dia menyayangiku, mencintaiku, dan menyukaiku. Aku tak percaya dan menyuruhnya untuk membuktikannya. Tak lama kemudian dia menelponku dan benar benar menembakku. Tapi aku menolaknya karena kami baru saja kenal. Lalu dia menyuruhku untuk membuka twitter, dan benar saja, dia mengetweet "gua sayang syifa waras utami". oh ggooshh! Sejak mengetahui itu, tak tau ada apa denganku, aku mulai ada rasa dengannya. Dia juga perhatian padaku.


Tibalah hari dimana aku berangkat ke Malaysia. Dia duduk disampingku. Aku merasa sangaaaaat nyaman berada di dekatnya. Di Malaysia, rasa perhatiannya meningkat. Dia menyemangatiku ketika aku lelah atau sedang bosan. Kami selalu bersama. Di bis, kami duduk bersebelahan. Jalan pun aku di dekatnya. Mengobrol, tertawa bersama, bercanda. aaaa sangat indah rasanya jika aku berada di dekatnya. Aku makin merasa bahwa dia benar-benar menyayangiku dan aku pun juga.


Pertandingan usai. Tim hockeyku memutuskan untuk jalan jalan. Kami pergi ke toko perlengkapan hockey dan berbelanja di pasar seni. Hingga pada sore hari kami mengunjungi Twin Tower. Dan disanalah Erik menembakku lagi dan kali ini aku menerimanya.


Kami menjalani hubungan ini dengan senang hati.


Tapi sekarang, awan yang cerah itu menjauh dan datanglah awan yang mendung. Keadaan berubah. Aku tak mengerti mengapa Erik berubah. Dia cuek, masa bodo, tidak peduli, dan rasa perhatiannya padaku turun drastis! Yang membuatku sesak adalah aku me-mentionnya tapi tidak dibalas. Sedangkan teman dan adik2 kelasnya yang mention, dibalasnya. Ya Tuhan, aku merasa dilupakan. Apakah dia bosan? Apakah dia jenuh? Apakah dia marah? Apakah dia TIDAK MENCINTAIKU lagi? Beri aku petunjuk, Tuhan. Aku sakit dan sangat bingung dengan kondisi ini.


Dan sekarang, inilah aku. Kekasih yang terlupakan.